Fungsi
Bahasa Menurut Finocchiaro
Salah
satu ahli bahasa yang membagi fungsi bahasa adalah Finociaro (1977). Dia
mengadakan pembagian fungsi bahasa menjadi lima kelompok. Kelima kelompok itu
adalah (1) fungsi personal; (2) fungsi interpersonal; (3) fungsi direktif; (4)
fungsi referensial; dan (5) fungsi imajinatif.
Fungsi
personal merupakan fungsi bahasa untuk menyatakan diri. Ukurannya adalah apakah
yang disampaikan itu berusal dari dirinya atau bukan. Apa yang terdapat pada
diri manusia itu secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yakni perasaan
dan pikiran. Jadi, jika seseorang menyatakan isi perasaan dan atau pikirannya,
maka dia sedang menggunakan bahasa untuk menyatakan diri.
Kita
dapat mengambil contoh, seorang pemuda yang ingin menyampaikan rasa cintanya
kepada seorang gadis. Untuk itu, dia harus menggunakan bahasa, katakanlah
bahasa cinta. Pemuda itu ketika menyatakan cintanya kepada sang gadis
menggunakan bahasa untuk menyatakan diri, dan bahasa yang digunakan itu mengemban
fungsi personal. Berbagai macam perasaan dan pikiran tentu dapat dinyatakan,
seperti perasaan susah, kalut, perasaan senang, marah, dan sebagainya.
Fungsi
interpersonal, sesuai dengan namanya, merupakan fungsi yang menyangkut hubungan
antarpenutur atau antarpersona. Fungsi bahasa yang demikian itu diarahkan untuk
membina hubungan atau untuk menjalin hubungan social. Dampak yang menonjol
adalah terciptanya hubungan antarpemakai bahasa itu.
Dalam
kehidupan sehari-hari, contoh fungsi interpersonal dapat ditemukan. Dua orang
yang saling tidak kenal secara kebetulan duduk berdampingan di dalam bus.
Mereka bisa saja tidak berkomunikasi apa pun selamia dalamn perjalanan. Kalau
perjalanan hanya beberapa menit memang tidak menimbulkan keganjilan. Akan
tetapi, jika perjalanan itu memerlukan waktu beberapa jam, bahkan berjam-jam,
seperti jika keduanya naik bus malam Denpasar—Jakarta, Surabaya—Medan, dan
lain-lain arah, kejanggalan akan terjadi jika di antara mereka tidnk ada komunikasi
sama sekali. Adalah sangat wajar jika mereka saling menyapa, bertanya, dan
saling menjawab. Untuk itu, bahasa memegang peranan penting. Pemakaian bahasa
dalam ilustrasi itu menunjukkan pemakaian bahasa dengan fungsi interpersonal.
Fungsi
direktif merupakan fungi bahasa untuk mengatur orang lain. yang diharapkan oleh
penutur dengan fungsi direktif itu adalah dampak tindakan orang lain yang diharapkannya.
Bentuk bahasanya juga memiliki ciri yang khas sebagai bentuk-bentuk direktif.
Dengan fungsi itu, penutur bermaksud menyuruh orang lain memmmberikan saran untuk
melakukan tindakan atau meminta sesuatu.
Menurtit
Vasold (1984), pemakaian bahasa direktif itu membawa risiko. Di samping penutur
harus menyampaikan bentuk-bentuk bahasa, yang sesuai, penutur juga harus menganalisis
situasi, menginterpretasi, dan memprediksi kontekssosial dan budaya yang berlaku.
Apa
yang dinyatakan Fasold tersebut dapat dihubungknn dengan kenyataan sehari-hari.
Orang dipaksa memilih bentuk-bentuk yang cocok. Jika dipertimhangkan, misalnya,
suruhan lebih balk disampaikan dengnn cara Iangsung, maka penyampaian secara
tidak Iangsung tentu saja keliru; hasil yang diharapkan sesuai dengan harapan
penutur.
Pemakaian
bahasa dengan fungsi direktif itu dapat diamati, misalnya, ketika seorang ibu menyuruh
anaknya untuk belajar. Kalimat yang terlontar bisa bermacam-macam, tetapi apa
pun yang dinyatakan oleh si ibu memiliki maksud yang sama, yakni “agar anaknya belajar".
Mungkin si ibu menyatakannya dengan kalimat langsung, "Belajarlah, Nak!",
mungkin juga dengan, tidak langsung, "Mengapa tidak segera ke kamar
belajar?" Kedua kalimat itu memiliki fungsi yang sama. Memang, seperti yang
dinyatakan oleh Senric (1969) tidak selalu parallel antara fungsi bahasa dan
bentuk bahasa.
Fungsi
referensial merupakan fungsi bahasa untuk menampilkan suatu referan (benda yang
disebut atau benda yang ditunjuk) dengan menggunakan lambang bahasa. Dengan
fungsi itu, pemakai bahasa mampu membicarakan apa saja yang berkenaan dengan
lingkungannya. Satu kelebihan bahasa tampak juga dalam fungsi ini. Penutur
tidak perlu menghadirkan acuan yang dibicarakanya. Dengan demikian, penutur
dapat membicarakan apa saja yang, dikehendaki sesuai dengan tuntutan tuturan. Bahkan
referen yang berada dalam keyakinan pun dapat dihadirkan. Kalau kita ingin membicarakan
Sang Maha Pencipta, cukup kita menggunakan lambang Allah. Untuk menyebut
Sang Maha Pencabut Nyawa kita dapat menggunakan lambang Jibril. Demikian
seterusnya. Pendeknya manusia dimudahkan dengan fungsi ini. Kita dapat membicarakan
orang tua kita tanpa membawa orang tua kita ke konteks dan sitiosi tuturan.
Fungsi
imajinatif adalah fungsi bahasa untuk menyatakan sesuatu dengan berimajinasi. Karya-karya
sastra, seperti prosa, puisi, cerpen, novel, dan roman merupakan karya-karya yang
lahir berkat fungsi bahasa sebagai alat untuk berimajinasi. Menurut Finocchiaro,
fungsi imajinatif ini sukar dipelajari/diajarkan. Bakat yang ado pada diri yang
bersangkutan ikut menentukan berkembannya kemampuan untuk berimajinasi dengan
bahasa.
Fungsi
Bahasa Menurut Halliday
Tokoh
lain yang membicarakan fungsi bahasa adalah Halliday (1973). Linguis itu
mengungkapkan tujuh fungsi bahasa. ketujuh fungsi tersebut adalah 1) fungsi
instrumental; 2) fungsi regulatori; 3) fungsi representasional; 4) fungsi
interaksional; 5) fungsi personal; 6) fungsi huristis; 7) fungsi imajinatif.
Fungsi
instrumental merupakan fungsi bahasa untuk mengatur lingkungan, yakni untuk
menciptakan situasi atau peristiwa tertentu. Dalam konteks itu bahasa mengemban
fungsi sebagai alat. Dengan bahasa itulah kondisi tertentu dapat diciptakan.
Seorang pemilik rumah yang mempersilakan tamunya untuk masuk ke dalam rumah
menggunakan bahasa dengan fungsi instrumental, yakni dengan menggunakan kalimat
perintah persilaan, misalnya, “Silakan Masuk!” atau “Masuklah!”. Demikian juga
jika pemilik rumah itu mempersilakan duduk tamunya. Dia akan menggunakan
kalimat perintah "Duduklah!” atau “Silakan duduk!" dan terjadilah
kondisi yang diharapkan. Kondisi
"tamu yang masuk rumah” atau “tamu yang duduk” akan tercipta dengan
penggunaan kalimat persilaan itu.
Fakta
dan khasanah ilmu pengetahuan tidak akan terkomunikasikan jika tidak dinyatakan
dengan bahasa. dengan kata lain, fakta keduniaan dan kasanah pengetahuan
sebenarnya merupakan benda yang memerlukan perujukan. Dalam keperluan itu,
bahasa memainkan fungsinya, yakni fungsi representasional. Seseorang dapat
menghadirkan dunia dengan fungsi representasional itu.
Uraian
di atas dapat dilengkapi dengan ilustrasi berikut. Seseorang yang mengetahui ada
kecelakaan di suatu tempat. Akan menyarnpniktm kejadian itu kepada orang lain.
Dengan kata lain dia akan menghadirkan fakta dunia yang dilihatnya itu dengan, misalnya,
mengatakan ”Tadi ada kecelakaan",atau "Tadi telah terjadi kecelakaan dan
seorang korbannya meninggal dunia”.
Seorang
ilmuwan memiliki khasanah ilmu. Khasanah itu sendiri merupakan fakta keduniaan yang
di luar manusia. Karen itu, jika seorang ilmuwan menyampaikan khsanah ilmu atau
informasi ilmiah, maka dia menggunakan bahasa dengan fungsi representasional.
Fungsi
interaksional sesuai dengan namanya mengacu fungsi bahasa sebagai alat untuk
berinteraksi. Fungsi interaksional yang ditampilkan Halliday ini mirip dengan
fungsi interaksional yang ditampilkan oleh Finocchiaro di atas. Fungsi
interaksional ini dapat dilaksanakan seseorang dengan baik jika dia mengetahui
dan memahami benar nila-nilai atau karakteristik budaya yang berlaku dalam
bahasa yang bersangkutan. Kalau orang ingin menggunakan bahasa Inggris,
misalnya, dia harus memahami aspek budaya bahasa Inggris, seperti leluconnya,
jargon-jargonnya, sopan santunnya, dan lain-lain.
Pemahaman
aspek-aspek budaya itu memang penting. Pemakaian bahasa akan salah dalam dan
dari ukuran konteks komunikasi. Dalam kaitan itu, Widdowson (1978) mengajukan
perlunya pembedaan antara kebenaran (correctness) dan kecocokan (appropriacy).
Walaupun yang dikamaksudkan dengan kecocokan oleh Widdowson itu tidak seluas
aspek-aspek budaya, prinsip yang dikemukakan memiliki relevansi dengan fungsi
bahasa interaksional itu.
Fungsi
personal yang dimaksudkan dalam klasifikasi Halliday sama dengan fungsi
personal yang dimasudkan oleh Finocchiaro. Fungsi itu menyiratkan bahwa bahasa
merupakan alat untuk menyampaiakn diri, menyatakan pribadi.
Khsanah
ilmu pengetahuan bukanlah wahyu. Dengan kata lain manusia dipersyaratkan untuk
mendapatkan informasi pengetahuan itu. Dalam konteks itulah bahasa mengemban
fungsi. Dengan bahasa orang akan mendapatkan khasanah pengetahuan. bahasa yang
dimanfaatkan untuk memperoleh ilmu pengetahuan itu merupakan bahasa yang yang
mengemban fungsi huristis.
Dalam
karya ilmiah, fungsi huristis itu tampak pada rumusan masalah, seperti yang
tampak pada rumusan masalah berikut.
1)
Mengapa saun talas dan air tidak dapat kohesi?
2)
Bagaimana ular dapar mengenali lingkungannya, padahal
dia tidak memiliki gendang telinga?
3)
Mengapa orang enggan duduk di deretan depan pada forum
pertemuan?
Manusia
diciptakan oleh Sang Pencipta dengan segala kelebihannya. Salah satu kelebihan
manusia dibandingkan dengan makhluk lain adalah kemampuannya berimajinasi.
Manusia dapat menciptakan sesuatu dengan imajinasinya. Seperti telah
dikemukakan di depan, dengan bahasa yang berfungsi imajinasi itu manusia dapat
menciptakan sebuah karya. Berbeda dengan fungsi referensial, fungsi imajinatif
itu tidak bergantung pada dunia factual. Acuan yang lambangkan dengan bahasa
bukanlah dunia yang nyata.
Fungsi
regulatori mengemban tugas memelihara atau mengontrol keadaan atau peristiwa.
Peristiwa-peristiwa negosiasi (persetujuan/penolakan), pengendalian tingkah
laku, yang dilakukan dengan menggunakan bahasa telah membuktikan fungsi bahasa
sebagai regulator.
Klasifikasi
fungsi di atas sebenarnya tidak mutlak dalam pengertian bahwa penggunaan bentuk
bahasa digunakan hanya mengemban satu fungsi. Sebuah pernyataan dapat berfungsi
regulatori yang sekaligus juga instrumental. Dengan kata lain, fungsi-fungsi
bahasa itu bisa bertumpang tindih.
Terima kasih banyak ilmu baru nya pak.. Ini sangat bermanfaat sekali bagi kami ☺
BalasHapusterima kasih kembali,,,
BalasHapusjika ada pertanyaan untuk pendalaman tentang linguistik, kita dapat sharing ilmu ya...
salam