Rabu, 06 Februari 2019

IHWAL METALINGUISTIK



Berbicara tentang metalinguistik, tentunya kita akan mengaitkan dengan kosakata yang mengarah pada morfem meta- yang melekat pada morfem lainnya. Misalnya, morfem metakognisi, metaanalisis, metadata, metaberrrkas, metafisika, dan lainnya. Arti morfem meta­- dalam KBBI V adalah bentuk terikat kemudian, berubah, perubahan. Arti morfem linguistik dalam KBBI V adalah ilmu tentang bahasa; telaah bahasa secara ilmiah. Dari dua pengertian morf di atas, metalinguistik diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perubahan-perubahan keilmuan bahasa. Hal tersebut bisa diperjelas bahwa metalinguistik adalah ilmu tentang hubungan linguistik dengan ilmu-ilmu lain yang berkembang di masyarakat.
Jika kita pelajari pada artikel “Ruang Lingkup Linguistik” di blog ini, lingkup kajian metalinguistik cenderung mengarah pada bidang makrolinguistik. Kajian-kajian dalam makrolinguistik tersebut dapat dikatakan sebagai bagian dari metalinguistik. Dengan adanya metalinguistik tersebut, bahasa menjadi sangat dinamis dalam perkembangannya karena disinggungkan dengan ilmu yang lain. Perkembangan keilmuan bahasa yang dikaji secara interdisipliner menjadi berkembang dan dapat berkontribusi pada kajian multidisipliner.

Kajian metalinguistik menggunakan analisis makna sebagai landasan utama yang menyatukan tradisi filsafat dan logika dalam kajian makna dengan ancangan tipologi untuk kajian bahasa. Untuk itu, beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian dalam kajian metalinguistik antara lain 1) cara mengembangkan kombinasi beberapa komponen tatabahasa, misalnya sudut pandang sintaksis digunakan untuk mendapatkan makna sebuah kata; 2) profil bahasa harus dipahami dengan mempelajari apa yang ada di sekitar kita (ekologi bahasa); 3) munculnya makna baru sebagai pertimbangan polisemi; 4) belajar bahasa merupakan identifikasi komponen makna asal yang akan menentukan sintaksis bahasa.
Di referensi lain, ada istilah bahasa berfungsi sebagai metalingual. Artinya, bahasa berfungsi sebagai bentuk bahasa dari bahasa itu sendiri (ilmu bahasa). Bahasa berfungsi dalam penyampaian informasi pada ilmu selain bahasa, seperti psikologi, sosial, budaya, ekonomi, sains, MTK, pendidikan. Di sisi lain, bahasa juga berfungsi dalam penyampaian penjelasan tentang ilmu kebahasaan. Fungsi tersebut dikatakan sebagai fungsi metalingual. Jadi, metalinguitik dapat diartikan dengan sangat luas sebagai ilmu yang mempelajari bahasa dengan ilmu lainnya, termasuk ilmu kebahasaan, seperti teori belajar bahasa, filsafat bahasa, dsb. Penjelasan di atas dapat dipahami pada gambar berikut.


Dalam perkembangannya, metalinguistik banyak digunakan dalam studi psikolinguistik, terutama pemerolehan bahasa pada anak. Telaah metalinguistik dikaitkan pada psikologi perkembangan anak dalam memperoleh bahasa ibu (mother tounge). Hal tersebut dapat dipahami pada buku kumpulan artikel yang berjudul Metalinguistic Awareness in Children: Theory, Research, and Implications dengan editornya adalah William E. Tunmer, Christopher Pratt, Michael L. Herriman yang diterbitkan pada tahun 1984. Jika kita mencari referensi tentang metalinguistic, yang banyak muncul adalah pada kajian psikologi perkembangan pada anak, terutama pada tema metalinguitc awareness.
Sebenarnya, jika dirunut pada etimologi kata metalinguitik pada pembahasan awal artikel ini, lingkup metalinguitik dapat lebih luas dari studi pemerolehan bahasa (language acquisition). Metalinguitik dapat digunakan dalam analisis gejala bahasa dengan pemikiran; gejala bahasa dengan fenomena sosial; bahasa dengan filsafat; bahasa dengan keilmuan lainnya. Metalinguistik dapat pula digunakan dalam penganalisisan bahasa dengan kesehatan. Begitu luasnya kajian metalinguistic membuat linguis tidak begitu memperhatikan kajian metalinguistic, tetapi langsung focus pada bagian dari metalinguistic itu sendiri sehingga kata metalinguitik tidak disinggung yang akibatnya kata metalinguistic menjadi terasa asing di telinga kita.
Lalu, ada pertanyaan: siapakah tokoh metalinguistik? Jika kita mencari informasi dari berbagai sumber, jawabannya adalah Benjamin Lee Whorf. Benjamin Lee Whorf adalah seorang linguis strukturalis yang pengembangan keilmuannya didasarkan pada gurunya, Edward Sapir. Benjamin Lee Whorf mencetus gagasannya yang dikenal sebagai Hipotesis Sapir-Whorf (Sapir-Whorf Hypothesis). Whorf memiliki  hipotesis bahwa bahasa tidak hanya merupakan bagian dari budaya, dipengaruhi oleh kelompok manusia yang membangunnya, tetapi juga berpengaruh pada budaya dan pemikiran. Manusia melihat dunia dengan cara struktur bahasa yang mereka gunakan. Misalnya, salah satu bahasa daerah di Papua hanya mengenal angka 1—4, hal tersebut akan memengaruhi pola pikir masyarakat tersebut dan lambat laun akan menjadi budaya yang mengatur perilaku masyarakat tersebut.
Hipotesis Sapir-Whorf diklasifikasikan sebagai relativitas linguistik. Artinya, bahasa tidak hanya berpengaruh pada keilmuan kebahasaan saja, tetapi juga berpengaruh pada keilmuan lainnya. Hipotesis tersebut telah diserang dalam beberapa dekade terakhir, tetapi ide-ide Whorf telah melahirkan banyak literatur populer tentang bahasa. Ide-idenya, sebagian besar, menjadi terkenal hanya setelah kematiannya yang dalam keilmuan modern ini dikenal sebagai metalinguitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar